Sabtu, 22 Juni 2013

057. Kajian Kitab Risalatul Jami'ah Bab Syarat-Syarat Shalat

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته


Oleh: 
Thu Khang Angon Wedhuz

الصلاة
SOLAT
و يشترط لصحة الصلاة معرفة دخول الوقت بيقين أو اجتهاد أو غلبة ظن. فإن صلى مع الشك لم تصح صلاته. و يشترط معرفة القبلة و يجب ستر العورة بساتر طاهر مباح. و يجب رفع النجاسة من الثوب و البدن و المكان. و يجب على القادر أن يصلي الفرض قآئما.
Syarat sahnya shalat antara lain adalah:
1. Mengetahui masuknya waktu shalat dengan yakin, ijtihad, atau berdasarkan dugaan yang kuat. Seseorang yang shalat dengan perasaan ragu maka tidah sah shalatnya.
2. Mengetahui arah qiblat.
3. Menutup aurat[14] dengan penutup yang suci dan mubah[15].
4. Membersihkan pakaian, badan dan tempat shalat dari najis.
5. Berdiri pada shalat wajib bagi yang mampu melakukannya[16].


Keterangan:
  • [14] : Aurat menurut pengertian bahasa berarti sesuatu yang tidak sempurna. Namun, menurut ilmu syari'at adalah bagian tubuh yang wajib ditutup dan haram dilihat.
Adapun batas-batas penutupan aurat:
A. Aurat laki-laki adalag dari pusar hingga lutut, baik dalam shalat maupun diluar shalat.
B. Aurat perempuan merdeka sewaktu shalat adalah seluruh badannya kecuali muka dan telapak tangan.
C. Aurat perempuan hamba sahaya (budak) sewaktu shalat adalah dari pusar hingga lutut.
D. Aurat perempuan merdeka atau hamba sahaya di hadapan perempuan atau pun lelaki mahram adalah diantara pusar hingga lutut. Tetapi di hadapan lelaki yang bukan mahram, aurat perempuan merdeka maupun hamba sahaya adalah seluruh badan tanpa terkecuali.
 
  • [15] : Maksud dari pakaian yang mubah adalah pakaian yang didapat dari usaha halal menurut syari'at, bukan hasil curian, ghasab (paksaan atau tanpa seijin pemiliknya), dan lain-lain. Pakaian haram yang di kenakan sewaktu shalat dapat menghapus pahala shalat.
 
  • [16] : Shalat Fardhu wajib di kerjakan dengan berdiri bagi yang mampu. Jika tidak mampu, kerjakanlah dengan duduk dan menghadapkan dada ke arah qiblat. Jika tidak mampu, kerjakanlah dengan berbaring, yaitu membaringkan bagian tubuh sebelah kanan dan menghadapkan muka dan dada nya ke arah qiblat. Jika tidak mampu shalatlah dengan terlentang dan kepala wajib di angkat dengan bantal atau selainnya agar dapat diarahkan ke qiblat. Dan di sunnahkan menghadapkan telapak kaki ke arah qiblat. Jika tidak mampu, shalatlah dengan isyarat gerakan kepala ketika sujud dan rukuk. Jika tidak mampu maka dengan isyarat mata, jika tidak mampu maka cukup dengan (membayangkan) di hati.
Lihat: Syaikh Sa'id bin Muhammad Ba'syin, Busyral Karim, cet Ats-Tsaqafah, Aden hal 144 & 145.
 
  • Dalam kitab Safinatun Naja, hal 7 ada tiga tambahan lagi yaitu:
=> Mengetahui bahwa shalat 5 waktu hukumnya wajib.
=> Tidak berkeyakinan bahwa salah 1 rukun shalat adalah sunnah.
=> Meninggalkan yang membatalkan shalat.


والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template