Senin, 10 Juni 2013

036. Membonceng Lawan Jenis, Bolehkah?

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته


PERTANYAAN
Aminah Sahari
assalamu'alaikum mau nanya apakah boleh jika ada seseorang yg bukan muhrim berboncengan (misal:ustadzah yang mau pulang tapi gak ada mobil lewat kebetulan si ustadz 1 jurusan ) boleh tidak????matur suwun
JAWABAN
  1. Paijo Jowo Timur 
wa'alaykumussalam.
Bismillah
Copas:
JAWABAN
Masaji Antoro
Waalaikumsalam

Hukum berboncengan ria tersebut tidak diperbolehkan kecuali bila bisa terhindar dari fitnah (hal-hal yang diharamkan) seperti :

• Tidak terjadi ikhtilath (persinggungan badan)

• Tidak terjadi kholwah (berkumpulnya laki-laki dan wanita di tempat sepi yang menurut kebiasaan umum sulit terhindar dari perbuatan yang diharamkan)

• Tidak melihat aurat selain dalam kondisi dan batas-batas yang diperbolehkan syara’

  2. Achmad Al-fandaniy
benake jawabane bang
Paijo Jowo Timur.

Masaji Antoro

Waalaikumsalam
Hukum berboncengan ria tersebut tidak diperbolehkan kecuali bila bisa terhindar dari fitnah (hal-hal yang diharamkan) seperti :

- Tidak terjadi ikhtilath (persinggungan badan)
- Tidak terjadi kholwah (berkumpulnya laki-laki dan wanita di tempat sepi yang menurut kebiasaan umum sulit terhindar dari perbuatan yang diharamkan)
- Tidak melihat aurat selain dalam kondisi dan batas-batas yang diperbolehkan syara’
- Tidak terjadi persentuhan kulit

1. الموسوعة الفقهية الكويتية الجزء الثالث صحـ 91

“إرداف التعريف” 1 – الإرداف مصدر أردف وأردفه أركبه خلفه ولا يخرج استعمال الفقهاء عن هذا المعنى “الحكم الإجمالي” 2 – يجوز إرداف الرجل للرجل والمرأة للمرأة إذا لم يؤد إلى فساد أو إثارة شهوة لإرداف الرسول للفضل بن العباس ويجوز إرداف الرجل لامرأته والمرأة لزوجها لإرداف الرسول لزوجته صفية رضي الله عنها وإرداف الرجل للمرأة ذات الرحم المحرم جائز مع أمن الشهوة وأما إرداف المرأة للرجل الأجنبي والرجل للمرأة الأجنبية فهو ممنوع سدا للذرائع واتقاء للشهوة المحرمة

“Definisi IRDAAF (BONCENGAN)” kata IRDAAF adalah mashdar dari lafadz ARDAFA, ARDAFAHU yang bermakna menaikkan/
membonceng seseorang di belakanya dan istilah ini tidak digunakan di kalangan Ulama Ahli Fiqh

HUKUM secara GLOBAL
Diperbolehkan seorang pria membonceng pria lain, wanita membonceng wanita lain bila memang tidak menimbulkan bahaya atau menimbulkan syahwat karena Rasulullah pernah membonceng
sahabat fadhl Bin Abas, boleh juga suami membonceng istrinya, istri membonceng membonceng
suaminya karena Rasulullah pernah membonceng istrinya Shofiyyah Ra.
Seorang pria membonceng wanita mahramnya hukumnya boleh dengan syarat aman dari gejolak nafsu, sedang seorang wanita membonceng
pria yang bukan mahramnya dan seorang pria membonceng wanita yang juga bukan mahramnya hukumnya di larang untuk menghindari hal-hal yang menjadi perantara dan timbulnya syahwat yang di haramkan.
Al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah vol. III hal. 91

Masalah ketentuan syarat-syarat yang lain yang telah di sebutkan diatas bisa di lihat di : Syarh Muslim vol. XIV hal. 164-166, I’ânah at-Thâlibîn vol. I hal. 272, Al-Mausû’ah, alFiqhiyyah vol. II hal. 290-291

>> Erni Setyaningsih

assalamu'alaikum...maaf mau ikut nanya sekalian, kalau misalnya ada perantara seorak anak ditengah apakah jg haram hkumnya?..
.trmakasih..wassalamu 'alaikum.

>> Masaji Antoro

Ning Erni Setyaningsih ~ Wa'alaikumsalam Bila persinggungannya secara langsung, maka haram bila tidak maka makruh....

....

وَمِنْهُ الْوُقُوْفُ لَيْلَةَ عَرَفَةَ أَوِ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَالْاِجْتِمَاعُ لَيَالِيَ الْخُتُوْمِ آخِرَ رَمَضَانَ وَنَصْبُ الْمَنَابِرِ وَالْخُطَبُ عَلَيْهَا فَيُكْرَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ اخْتِلَاطُ

الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ بِأَنْ تَتَضَامَّ أَجْسَامُهُمْ فَإِنَّهُ حَرَامٌ وَفِسْقٌ

“diantaranya adalah saat wuquf dimalam arafah atau saat di masy’ar al-haram (muzdalifah), berkumpul diakhir malam pada bulan ramadhan, mendengarkan khutbah bersama-sama maka dimakruhkan selagi tidak terjadi percampuran antara pria dan wanita dengan gambaran jasad-jasad mereka antara satu dan lainnya salaing bersinggungan maka termasuk hal yang diharamkan dan perbuatan fasiq”.

I’aanah at-Thoolibiin I/313
اخْتِلَاطَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ إذَا لَمْ يَكُنْ خَلْوَةً لَيْسَ بِحَرَامٍ

Percampuran antara wanita dan pria asalkan tidak terjadi khalwat tidak diharamkan.

Al-majmuu’ IV/350
وَضَابِطُ الْخَلْوَةِ اجْتِمَاعٌ لَا تُؤْمَنُ مَعَهُ الرِّيبَةُ عَادَةً بِخِلَافِ مَا لَوْ قُطِعَ بِانْتِفَائِهَا عَادَةً فَلَا يُعَدُّ خَلْوَةً ا هـ . ع ش عَلَى م ر مِنْ كِتَابِ الْعِدَدِ

Batasan yang dinamai khalwat adalah pertemuan yang tidak diamankan terjadinya kecUrigaan kearah zina secara kebiasaan berbeda saat dipastikan tidak akan terjadi hal yang demikian secara kebiasaannya maka tidak dinamai khalwat.
Hasyiyah al-jamal IV/124

Wallaahu A'lamu Bis Showaab

Link Asal:

والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته



1 komentar:

Unknown mengatakan...

gambare sangar.hehe

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template