Senin, 10 Juni 2013

042. Siput/Bekicot, Halalkah?

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
 PERTANYAANAnang Ananta
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Mau nanya. Makan siput itu

hukumnya apa sih


JAWABAN
  1. Haji Kosim
bekicot darat termasuk dalam hukum hasyarot(hewan kecil yg hidup didarat) jumhur (mayoritas ulama)mengharamkan.

  2.Paijo Jowo Timur
Bekicot/siput bahasa Arabnya adalah halzuun barriy (keong darat).
Para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini. Sebagian ulama membolehkannya, sedangkan jumhur ulama melarangnya. Pokok permasalahannya dalam hal ini adalah hukum memakan hewan yang tidak mempunyai darah yang mengalir, seperti : ular, cacing, kalajengking, semut, lebah, kecoak, kutu, dan seluruh jenis hasyaraat (hewan-hewan tanah) [dan mereka mengecualikan beberapa hewan yang disebutkan dalil tentang kehalalannya, seperti misal : belalang]. Apakah ashl juz’iy jenis makanan ini haram – dimana ia adalah ashl yang keluar dari ashl kulliy diperbolehkannya semua jenis makanan dan daging – karena ia termasuk jenis makanan yang buruk, kecuali jika ada dalil yang membolehkannya seperti belalang. Hal ini didasarkan oleh firman Allah ta’ala :
َﺚِﺋﺎَﺒَﺨْﻟﺍ ُﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُﻡِّﺮَﺤُﻳَﻭ ِﺕﺎَﺒِّﻴَّﻄﻟﺍ ُﻢُﻬَﻟ ُّﻞِﺤُﻳَﻭ
“Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” [QS. Al- A’raaf : 157]. Ataukah, ashl juz’iy jenis makanan ini tidaklah keluar dari ashl kulliy-nya, yaitu boleh kecuali ada dalil yang melarangnya berdasarkan firman Allah ta’ala : ﺎًﻌﻴِﻤَﺟ ِﺽْﺭﻷﺍ ﻲِﻓ ﺎَﻣ ْﻢُﻜَﻟ َﻖَﻠَﺧ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﻮُﻫ “

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” [QS. Al- Baqarah : 29].
ْﺪَﻗَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻢْﺳﺍ َﺮِﻛُﺫ ﺎَّﻤِﻣ ﺍﻮُﻠُﻛْﺄَﺗ ﻻَﺃ ْﻢُﻜَﻟ ﺎَﻣَﻭ ِﻪْﻴَﻟِﺇ ْﻢُﺗْﺭِﺮُﻄْﺿﺍ ﺎَﻣ ﻻِﺇ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﻡَّﺮَﺣ ﺎَﻣ ْﻢُﻜَﻟ َﻞَّﺼَﻓ
“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” [QS. Al- An’aam : 119]. ?
Ulama yang membolehkannya makan bekicot beralasan tidak ada dalil shahih dan sharih yang menyatakan keharamannya, sehingga ia kembali pada hukum asal kebolehannya. Maalik bin Anas rahimahullah menyerupakannya dengan belalang.
Yang raajih – wallaahu a’lam – bekicot hukumnya haram (dimakan) dengan alasan:
1. Bekicot termasuk jenis hewan yang tidak mempunyai darah mengalir sehingga tidak dapat disembelih. Allah ta’ala berfirman :
ﺎَﻣَﻭ ِﺮﻳِﺰْﻨِﺨْﻟﺍ ُﻢْﺤَﻟَﻭ ُﻡَّﺪﻟﺍَﻭ ُﺔَﺘْﻴَﻤْﻟﺍ ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ْﺖَﻣِّﺮُﺣ ُﺓَﺫﻮُﻗْﻮَﻤْﻟﺍَﻭ ُﺔَﻘِﻨَﺨْﻨُﻤْﻟﺍَﻭ ِﻪِﺑ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﺮْﻴَﻐِﻟ َّﻞِﻫُﺃ ﺎَﻣ ﻻِﺇ ُﻊُﺒَّﺴﻟﺍ َﻞَﻛَﺃ ﺎَﻣَﻭ ُﺔَﺤﻴِﻄَّﻨﻟﺍَﻭ ُﺔَﻳِّﺩَﺮَﺘُﻤْﻟﺍَﻭ ْﻢُﺘْﻴَّﻛَﺫ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya” [QS. Al-Maaidah : 3].
Hewan yang tidak dapat disembelih, tidak dapat tidak, ketika memakannya pasti dalam keadaan mati (bangkai). Allah ta’ala berfirman : ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻣَّﺮَﺤُﻣ َّﻲَﻟِﺇ َﻲِﺣﻭُﺃ ﺎَﻣ ﻲِﻓ ُﺪِﺟَﺃ ﻻ ْﻞُﻗ ﺎًﻣَﺩ ْﻭَﺃ ًﺔَﺘْﻴَﻣ َﻥﻮُﻜَﻳ ْﻥَﺃ ﻻِﺇ ُﻪُﻤَﻌْﻄَﻳ ٍﻢِﻋﺎَﻃ ﺎًﻘْﺴِﻓ ْﻭَﺃ ٌﺲْﺟِﺭ ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ٍﺮﻳِﺰْﻨِﺧ َﻢْﺤَﻟ ْﻭَﺃ
ﺎًﺣﻮُﻔْﺴَﻣ ِﻪِﺑ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﺮْﻴَﻐِﻟ َّﻞِﻫُﺃ
“Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah” [QS. Al-An’aam : 153].

Ibnu Hazm rahimahullah berkata : َﻦِﻣ ٍﺀْﻲَﺷ ﺎَﻟَﻭ ،ِّﻱِّﺮَﺒْﻟﺍ ِﻥﻭُﺰَﻠَﺤْﻟﺍ ُﻞْﻛَﺃ ُّﻞِﺤَﻳ ﺎَﻟَﻭ ْﺖَﻣِّﺮُﺣ :ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻝْﻮَﻘِﻟ ....... ﺎَﻬِّﻠُﻛ ِﺕﺍَﺮَﺸَﺤْﻟﺍ ْﺪَﻗَﻭ .ْﻢُﺘْﻴَّﻛَﺫ ﺎَﻣ ﻻِﺇ :ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ِﻪِﻟْﻮَﻗَﻭ .ُﺔَﺘْﻴَﻤْﻟﺍ ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ِﺭﻭُﺪْﻘَﻤْﻟﺍ ﻲِﻓ َﺓﺎَﻛَّﺬﻟﺍ َّﻥَﺃ ﻰَﻠَﻋ ُﻥﺎَﻫْﺮُﺒْﻟﺍ َّﺢَﺻ ْﺭَﺪْﻘُﻳ ْﻢَﻟ ﺎَﻤَﻓ ،ِﺭْﺪَّﺼﻟﺍ ِﻭَﺃ ِﻖْﻠَﺤْﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎَّﻟِﺇ ُﻥﻮُﻜَﺗ ﺎَﻟ .ٌﻡﺍَﺮَﺣ َﻮُﻬَﻓ :ِﻪِﻠْﻛَﺃ ﻰَﻟِﺇ َﻞﻴِﺒَﺳ ﺎَﻠَﻓ ٍﺓﺎَﻛَﺫ ﻰَﻠَﻋ ِﻪﻴِﻓ
“Tidak dihalalkan makan keong darat (bekicot) dan semua jenis hasyaraat…….berdasarkan firman Allah ta’ala : ‘Diharamkan bagimu (memakan) bangkai’ (QS. Al-Maaidah : 3) dan firman-Nya ta’ala : ‘kecuali yang sempat kamu menyembelihnya’ (QS. Al-Maaidah : 3).

Dan telah shahih dalam nash bahwa penyembelihan itu dilakukan pada tempat yang telah ditentukan, yaitu pada tenggorokan atau dada. Dan sesuatu yang tidak sanggup untuk disembelih, maka tidak boleh dimakan. Haram hukumnya” [Al- Muhallaa, 6/76-77].
Dan syari’at telah mengecualikan belalang tentang kehalalannya dari hewan yang tidak dapat disembelih ini, sehingga dapat dimakan meskipun dalam keadaan telah mati (bangkai). Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : ،ِﻥﺎَﺘﻴِﺤْﻟﺍَﻭ ،ُﺩﺍَﺮَﺠْﻟﺍ :ِﻥﺎَﻣَﺩَﻭ ِﻥﺎَﺘَﺘْﻴَﻣ ﺎَﻨَﻟ ْﺖَّﻠِﺣُﺃ ُﻝﺎَﺤِّﻄﻟﺍَﻭ ،ُﺪِﺒَﻜْﻟﺍَﻭ
“Telah dilhalalkan bagi kami dua macam bangkai dan dua macam darah, yaitu : belalang dan ikan, serta hati dan limpa” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Ash-Shughraa 4/55 no. 3894-3895 dan dalam Al-Kubraa 1/254].[2]

Oleh karena itu, bekicot masuk dalam keumuman keharaman bangkai. Dengan demikian, mengqiyaskan bekicot dengan belalang – sebagaimana madzhab Al-Imaam Maalik rahimahullah - adalah tidak tepat, karena itu termasuk qiyas terhadap sesuatu yang menyelisihi qiyas. Belalang adalah binatang yang dikecualikan dari keumuman bangkai berdasarkan nash, sedangkan bekicot termasuk dari keumuman tersebut. Lantas, bagaimana hal itu bias diqiyaskan ?.

2.
Berkaitan dengan nomor 1, bekicot kedudukannya sama dengan jenis-jenis serangga[3] dan termasuk hasyaraat yang tidak punya nilai jual menurut syari’at. Sedangkan syarat komoditi yang dapat diperjualbelikan adalah halal dan bermanfaat. Ibnu Rajab Al- Hanbaliy rahimahullah berkata : ﻊﻔﻧ ﻻ ﺎﻤﻓ ﻞﻛﺆﺗ ﻻ ﻲﺘﻟﺍ ﺕﺎﻧﺍﻮﻴﺤﻟﺍ ﺔﻴﻘﺑ ﺎﻣﺃﻭ ﺮﻛﺬﻳ ﺎﻣﻭ ﻪﻌﻴﺑ ﺯﻮﺠﻳ ﻻ ﻩﻮﺤﻧﻭ ﺕﺍﺮﺸﺤﻟﺎﻛ ﻪﻴﻓ ﺎﺤﻴﺒﻣ ﻥﻮﻜﻳ ﻼﻓ ﻞﻴﻠﻗ ﻮﻬﻓ ﺎﻬﻀﻌﺑ ﻲﻓ ﻊﻔﻧ ﻦﻣ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﺢﺒﻳ ﻢﻟ ﺎﻤﻛ ﻊﻴﺒﻠﻟ ﻉﺎﻔﺘﻧﻻﺍ ﻦﻣ ﺎﻬﻴﻓ ﺎﻣ ﻪﻟ ﺮﻛﺫ ﺎﻤﻟ ﺔﺘﻴﻤﻟﺍ ﻊﻴﺑ “Dan adapun binatang-binatang lain yang tidak boleh dimakan dan tidak ada manfaatnya seperti hasyaraat dan yang sejenisnya, tidak boleh diperjual-belikan. Dan yang disebutkan dalam sebagian jenisnya, maka kegunaan itu kecil sehingga tidak menjadi boleh untuk diperjual-belikan, sebagaimana Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak memperbolehkan penjualan bangkai hanya karena disebutkan adanya manfaat padanya”
[Jaami’ul-‘Ulum wal-Hikam, hal. 879 – tahqiiq : Al-Fahl].

2. Terdapat ijmaa’ haramnya hewan yang buruk, ular, dan kalajengking sebagaimana dikatakan salafus shoolih rahimahullah :
ٌﻡﺍﺮﺣ ِﺏﺭﺎﻘﻌﻟﺍﻭ ِﺕﺎَّﻴﺤﻟﺍ ُﻞﻛﺃﻭ ،ِﺚﺋﺎﺒﺨﻟﺍ ُﻞﻛﺃ َﻦﻴﻤﻠﺴﻤﻟﺍ ِﻉﺎﻤﺟﺈﺑ
“Memakan sesuatu yang buruk (khabaaits), ular, dan kalajengking adalah haram menurut ijma’ kalum muslimin”
[Majmuu’ Al-Fataawaa, 11/609].

Sebelumnya, Ibnu Hubairah rahimahullah berkata :
ﺔﻣﺮﺤﻣ ﺽﺭﻷﺍ ﺕﺍﺮﺸﺣ ﻥﺃ ﻰﻠﻋ ﺍﻮﻘﻔﺗﺍ “
Para ulama bersepakat bahwa hewan hasyaraat tanah diharamkan”
[Ar- Raudlul-Murbii’, 7/424].

Ular dan kalajengking termasuk jenis hasyaraat, sama seperti bekicot. Hasyaraat diharamkan kecuali yang disebutkan dalil akan kehalalannya.

  3. Achmad Al-fandaniy
Kitab Hayatu al-Hayawan al-Kubra juz 1 halaman 237:

(الْحَلَرُوْنَ)... (وَحُكْمُهُ) التَّحْرِيْمُ لاِسْتِخْبَاثِهِ. وَقَدْ الَّرافِعِى فِى السَّرَطَانِ اِنَّهُ يَحْرُمُ لِمَا فِيْهِ مِنَ الضَّرَرِ وَلاَنَّهُ دَاخِلٌ فِى عُمُوْمِ تَحْرِيْمِ
الصَّدَفِ.

(bekicot) … (dan hukumnya) di haramkan karena menjijikkan. Ar Rafii sungguh telah berkata dalam masalah kepiting: Sesungguhnya bekicot itu haram karena di dalammnya terdapat kemudaratan, dan karena bekicot itu masuk dalam ke umuman dari keharaman rumah kerang.
Jumhur (mayoritas ulama) mengharamkan hasyarot. Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Majmu’ (9: 16) berkata,
في مذاهب العلماء في حشرات الارض كالحيات والعقارب والجعلان وبنات وردان والفار ونحوها مذهبنا انها حرام وبه قال أبو حنيفة وأحمد وداود وقال مالك حلال

“Dalam madzhab ulama dan madzhab kami (Syafi’iyah), hukum hasyarot (seperti ular, kalajengking, kumbang, kecoak, dan tikus) itu haram. Demikian pula pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan Daud (Azh Zhohiri). Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa hasyarot itu halal.”

Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan,

ولا يحل أكل الحلزون البري , ولا شيء من الحشرات كلها : كالوزغ ، والخنافس , والنمل , والنحل , والذباب , والدبر , والدود كله - طيارة وغير طيارة - والقمل , والبراغيث , والبق , والبعوض وكل ما كان من أنواعها ؛ لقول الله تعالى : (حرمت عليكم الميتة) ؛ وقوله تعالى (إلا ما ذكيتم) ، وقد صح البرهان على أن الذكاة في المقدور عليه لا تكون إلا في الحلق ، أو الصدر , فما لم يقدر فيه على ذكاة : فلا سبيل إلى أكله : فهو حرام ؛

“Tidak halal memakan bekicot darat dan setiap hasyarot lainnya (seperti cecak, kumbang, semut, lebah, lalat, seluruh cacing, kutu, dan nyamuk) karena Allah Ta’ala berfriman (yang artinya), “Kecuali yang kalian bisa menyembelihnya”. Dalil menunjukkan bahwa penyembelihan hanya boleh dilakukan pada tenggorokan atau di dada. Sedangkan yang tidak mampu disembelih, maka jelas tidak boleh dimakan dan makanan seperti ini dihukumi haram.” (Al Muhalla, 7: 405)


والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template