Senin, 06 November 2017

WALI-WALI ALLAH

Syaikhul Akbar Ibn ‘Arabi dalam kitab Futuhat al-Makkiyah membuat klasifikasi tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sedikitnya terdapat sembilan tingkatan, secara garis besar dapat diringkas sebagai berikut :

1. Wali Aqthab atau Wali Quthub

Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali di seluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.

2. Wali Aimmah

Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Rabbi, bertugas menyaksikan alam malakut dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.

3. Wali Awtad

Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Awtad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Hayyi, Abdul Alim, Abdul Qadir, dan Abdu Murid.

4. Wali Abdal

Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhat al-Makkiyah dan Fushus al-Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkat al- Mukarramah.

Pada tahun 586 di Spanyol, Ibn ‘Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibn ‘Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur di malam hari, banyak diam, dan mengasingkan diri dari keramaian.

5. Wali Nuqaba’

Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqaba’ melihat bekas telapak kaki seseorang di atas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.

6. Wali Nujaba’

Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.

7. Wali Hawariyyun

Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.

8. Wali Rajabiyyun

Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring di atas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.

Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.

Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.

9. Wali Khatam

Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan umat Nabi Muhammad saw.

Senin, 16 Juni 2014

161. Tentang Pernikahan Nabi Adam Dan Ibu Hawa

ثم ان الله تعالى مسح على ظهر آدم فأخرج منه ذريته كهيئة الذرما بين أبيض وأسود من ذكر وأنثى وأفاض عليهم من نوره فمن أصابه من ذلك النور كان مؤمنا ومن لم يصبه كان كافرا ومنهم طائفة لهم نور ساطع فقال يارب من هؤلاء قال الأنبياء من ذريتك يا أدم ثم زوج الله تعالى أدم بحواء وكان ذلك يوم الجمعة بعد الزوال ولهذا سن عقد التزويج فى يوم الجمعة.

Kemudian ALLOH mengusap punggungnya adam maka kluarlah seperti mutiara yang terdapat gambar anak cucunya antara putih dan hitam dari pria dan wanita dan ALLOH menuangkan cahayanya, siapa ­ saja yang terkena cahaya tersebut maka ia mukmin dan bagi yang tidak mengena maka tergolong kafir,sebagian lagi ada golongan yang mendapat cahaya yang mengkilat dan adam bertanya,ya Tuhan siapakah mereka itu? ALLOH menjawab, mereka ­ adalah para nabi dari anak cucumu wahai adam. Kemudian ALLOH menikahkan adam dengan hawa dan itu bertepatan hari jum’at setelah tergelincirnya matahari,oleh karena inilah disunnahkan menikah pada hari jum’at

وقيل كان آدم أحسن من حواء ولكن كانت حواء ألطف وألين ثم أوحى الله تعالى الى رضوان خازن الجنان أن يزخرف القصور ويزين الولدان والحور وخلق لآدم فرسا من المسك الأذفر يسمى الميمون كالبرق الخاطف فلما أحضر بين يدى آدم ركبه وأحضر لحواء ناقة من نوق الجنة وعليها هودج من اللؤلؤ فركبت فيه على الناقة فأخذ جبرائيل عليه السلام بلجام الفرس ومشى ميكائيل عن يمينه واسرافيل عن يساره وطافوا به فى السموات كلها وهو يسلم على من يمر به من الملائكة فتقول ما أكرمك من خلق الله على الله تعالى هذا وحواء راكبة الناقة تطوف معه الى أن أتوا بها الى باب الجنة فوقفوا ببابها ساعة

Dikatakan bahwa adam itu lebih bagus daripada hawa akan tetapi hawa lebih lembut dan lunak hatinya. Kemudian ALLOH memberi wahyu pada malaikat ridwan sang penjaga surga untuk membuatkan perkemahan dan merias para wildan/pelayan surga dan para bidadari.
Dan dibuatkanlah adam seekor kuda seperti kilat yang menyambar yang terbuat dari misik yang dikasih nama kuda maimun dan saat kuda tersebut dihaturkan
pada adam,maka adam pun langsung menaikinya. Dan disiapkan bagi hawa seekor unta pilihan dari surga yang atasnya dipasang tandu terbuat dari mutiara lalu ia menaikinya.Dan jibril memegang kendali dari kuda sedangkan mikail berjalang mengiringnya disebelah kanan dan isrofil disebelah kiri dan berkeliling dilangit dan mengucapkan salam pada para malaikat yang mereka jumpai maka malaikat pun berkata sungguh begitu mulia mengalahkan ciptaan ALLOH yang lainnya dirimu ini. adam dan hawa berkeliling menaiki onta dan akhirnya sampai dipintu surga dan mereka terdiam sebentar disitu

فأوحى الله تعالى الى آدم هذه جنتى ودار كرامتى ادخلا فيها (وكلا منها رغداً حيثُ شئتما ولا تقربا هذه الشجرة فتكونا من الظالمين) وأشهد عليهما الملائكة ثم أدخلا الى الجنة فطافت بهما الملائكة فى الجنان وأرتهما أماكن الأنبياء جميعهم

Kemudian ALLOH memberi wahyu pada adam ini surgaku dan istana kemulyaanku masuklah kalian dan makanlah apa yang ada sesuka hati kalian dan janganlah mendekat pada pohon ini niscaya kalian tergolong orang-orang dzolim. Dan malaikat yang jadi saksi atas pernikahan mereka kemudian menghantar masuk kesurga dan berkeliling menemani adam dan hawa didalam surga dan melihat persediaan tempat-tempat bersemayamnya semua nabi.

=> Sunde Pati

فلما نزل آدم عن المنبر جلس بين الملائكة فألقى الله عليه النوم لان فيه راحة للبدن فلما نام رأى حواء فى منامه قبل أن تخلق فمال اليها حين نظرها ثم أخرجها من ضلعه الأيسر فخلقت منه حواء على هيئته وأحسن الله خلقها وأعطاها حسن ألف حورية فكانت أحسن النساء اللاتى هن بناتها الى يوم القيامة وكان لها سبعمائة ضفيرة من الشعر فكانت على طول آدم وألبسها الله من الجنة الحلى والحلل فكانت تشرق إشراقا أبهى من الشمس فانتبه آدم من منامه فوجدها بجانبه فأعجبته وألقى الشهوة فى أدم فهم بها فقيل له لا تفعل حتى تؤدى صداقها فقال وما صداقها قال قد نهيتك عن شجرة الحنطة فلا تأكل منها فهو صداقها

ketika nabi adam turun dari mimbar terus beliau duduk diantara para malaikat,maka ALLOH menidurkan nabi adam karna tidur adalah istirahatnya badan saat tidur,nabi adam melihat ibu hawa dalam mimpinya sebelum ibu hawa diciptakan,setelah melihatnya,akhirnya nabi adam jatuh hati padanya
kemudian ALLOH menciptakan ibu hawa dari tulang rusuk bagian kiri nabi adam.. ALLOH menciptakan hawa sama bentuknya dgn nabi adam dan mempercantik ciptaannya dan memberikannya kecantikan melebihi 1000 bidadari ibu hawa dan keturunannyalah secantik2nya wanita sampai dihari kiamat nanti ibu hawa mempunyai 700 ikatan pada rambut dan tingginya sama dgn nabi adam dan ALLOH memberi gelang dan perhiasan dari surga yg mengkilap melebihi sinar matahari setelah itu nabi adam terbangun dan tiba2 ibu hawa sudah ada disampingnya,,nabi adam heran,kagum dan jatuh cinta padanya dan syahwat pun merasukinya terus dikatakan pada nabi adam :
"jangan engkau lakukan sehingga engkau mendatangkan maharnya"
nabi adam bertanya "apa mahar/mas kawinnya?
ALLOH menjawab,aku mencegah kalian dari pohon gandum,maka janganlah kalian makan dan itulah maharnya

وقيل ان الله تعالى قال أعطها صداقا قال وما صداقها قال الصلاة على نبي وحبيبى محمد فقال آدم يارب وما يكون محمد قال إنه من أولادك وهو آخر الأنبياء ولولاه ما خلقت خلقا

dikatakan,sesungguhnya ALLOH berfirman "berilah dia mahar" nabi adam bertanya "apa maharnya?
ALLOH menjawab "bacalah sholawat pada nabiku dan kekasihku muhammad nabi adam bertanya,YA ROBBI siapa muhammad itu? ALLOH menjawab..sesungguhnya dia adalah dari anak cucumu dan dialah penutup para nabi,jika tanpa muhammad maka aku tidak akan menciptakan mahluk
ثم زوج الله تعالى أدم بحواء وكان ذلك يوم الجمعة بعد الزوال ولهذا سن عقد التزويج فى يوم الجمعة. وقيل كان آدم أحسن من حواء ولكن كانت حواء ألطف وألين ثم أوحى الله تعالى الى رضوان خازن الجنان أن يزخرف القصور ويزين الولدان والحور وخلق لآدم فرسا من المسك الأذفر يسمى الميمون كالبرق الخاطف فلما أحضر بين يدى آدم ركبه وأحضر لحواء ناقة من نوق الجنة وعليها هودج من اللؤلؤ فركبت فيه على الناقة فأخذ جبرائيل عليه السلام بلجام الفرس ومشى ميكائيل عن يمينه واسرافيل عن يساره وطافوا به فى السموات كلها وهو يسلم على من يمر به من الملائكة فتقول ما أكرمك من خلق الله على الله تعالى هذا وحواء راكبة الناقة تطوف معه الى أن أتوا بها الى باب الجنة فوقفوا ببابها ساعة فأوحى الله تعالى الى آدم هذه جنتى ودار كرامتى ادخلا فيها (وكلا منها رغداً حيثُ شئتما ولا تقربا هذه الشجرة فتكونا من الظالمين) وأشهد عليهما الملائكة ثم أدخلا الى الجنة فطافت بهما الملائكة فى الجنان

intinya disini

وأشهد عليهما الملائكة ثم أدخلا الى الجنة فطافت بهما الملائكة فى الجنان

dan yg menjadi saksi pernikahan mereka adalah malaikat kemudian memasukkan mereka kesurga kemudian keliling mengelilingi surga bersama para malaikat

badai'iz zuhur hal 38

Link Asal:
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/434160203273460

Selasa, 10 Juni 2014

160. Puasa Pati Geni

Oleh:

Achmad Al-fandaniy

PUASA PATI GENI

Setiap puasa yang dilakukan sesuai dengan hukum syara’ yang tidak tuntunan pelaksaannya, masuk dalam kategori puasa sunah mutlak, dan niatnya adalah puasa mutlak. Dengan demikian, selama pelaksanaan puasa patigeni tidak mengandung hal-hal yang dilarang dalam agama, maka puasa tersebut termasuk puasa sunah mutlak.

أسنى المطالب - (ج 5 / ص 281)

( وَتَكْفِي نِيَّةٌ مُطْلَقَةٌ فِي النَّفْلِ الْمُطْلَقِ ) كَمَا فِي نَظِيرِهِ مِنْ الصَّلَاةِ ( وَلَوْ قَبْلَ الزَّوَالِ لَا بَعْدَهُ ) { لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِعَائِشَةَ يَوْمًا هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ غَدَاءٍ قَالَتْ لَا قَالَ فَإِنِّي إذًا أَصُومُ قَالَتْ وَقَالَ لِي يَوْمًا آخَرَ أَعِنْدَكُمْ شَيْءٌ قُلْت نَعَمْ قَالَ إذًا أُفْطِرُ وَإِنْ كُنْت فَرَضْت الصَّوْمَ } رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَصَحَّحَ إسْنَادَهُ

“Dalam puasa sunah mutlak (yang tidak terkait dengan puasa wajib dan sunah), cara niatnya cukup dengan niat yang mutlak (umum), sebagaimana niat pada salat sunah mutlak. Meskipun letak niatnya sebelum dzuhur, dan tidak boleh setelah dzuhur. Karena Rasulullah Saw suatu hari berkata pada Aisyah: “Apa ada sarapan pagi?” Aisyah menjawab: “Tidak ada.” Nabi berkata: “Kalau begitu saya puasa.” Aisyah menyebutkan: Suatu hari yang lain Nabi bertanya pada saya: “Apa ada sarapan pagi? Saya menjawab:“Ada.” Nabi berkata:“Kalau begitu saya tidak puasa, meski saya perkirakan berpuasa.”

Puasa patigeni (puasa 24 jam) tidak termasuk puasa wishal yang dilarang oleh Rasullah Saw. karena puasa wishal yang dilarang adalah berpuasa selama 2 hari (48 jam).

المجموع - (ج 6 / ص 357-359)

وعن ابي سعيد الخدرى انه سمع النبي صلي الله عليه وسلم يقول " لا تواصلوا فأيكم ارد ان يواصل فليواصل إلى السحر قالوا فانك تواصل يارسول الله قال إنى لست كهيأتكم اني ابيت لى مطعم يطعمنى وساق يسقيني " رواه البخاري

قال أصحابنا وحقيقة الوصال المنهي عنه أن يصوم يومين فصاعدا ولا يتناول في الليل شيئا لا ماء ولا مأكولا فان أكل شيئا يسيرا أو شرب فليس وصالا وكذا إن أخر الاكل الي السحر لمقصود صحيح أو غيره فليس بوصال وممن صرح بأن الوصال أن لا يأكل ولا يشرب ويزول الوصال بأكل أو شرب وان قل صاحب الحاوى وسليم الرازي والقاضى أبو الطيب وامام الحرمين والشيخ نصر والمتولي وصاحب العدة وصاحب البيان وخلائق لا يحصون من اصحابنا

“Rasul bersabda: Janganlah kalian melakukan puasa wishal. Barangsiapa diantara kalian ingin melakukan wishal, maka lakukanlah hingga waktu sahur (sehari semalam). Para sahabat bertanya: Anda juga melakukan wishal, wahai Rasul? Rasul menjawab: Saya tidak sama dengan kalian. Di saat malam, ada yang memberi makan dan minum kepada saya.” (HR Bukhari)

Para ulama madzhab Syafii menjelaskan bahwa hakikat puasa wishal yang dilarang adalah puasa dua hari atau lebih tanpa mengkonsumsi makanan dan minuman. Jika seseorang mengkonsumsi makanan atau minuman sedikit saja, maka tidak disebut wishal. Diantara ulama yang menjelaskan bentuk puasa wishal seperti definisi ini adalah Al Mawardi, Salim Al Razi, Qadhi Abu Thayyib, Imam Haramain dan lain lain.

اسعاد الرفيق 2- 14

ومنها اى معاصى البدن الوصال فى الصوم ولو نفلا للنهى عنه وفسره فى المجموع نقلا عن الجمهور بان يصوم يومين فاكثر من غير تناول مطعوم عمدا بلاعذر ...الى ان قال... قال الرويانى ولو فعل الوصال لا على قصد التقرب به لم يأثم كما فى الفتح واصله .

“Diantara perbuatan maksiat tubuh adalah puasa wishal meskipun untuk puasa sunah. Sebab Rasulullah melarang jenis puasa seperti ini. Sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Majmu’nya, puasa wishal adalah puasa selama dua hari atau lebih tanpa mengkonsumsi makanan secara sengaja dan tanpa udzur…. Imam Ruyani mengatakan bahwa bila seseorang melakukan puasa wishal tanpa bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, maka dia tidak berdosa (boleh)


=> سعيد عبدالمغني
pate geni/mati geni, mati maksudnya mematikan, geni itu api...jadi mematikan api,knapa d sbt bgitu,krna puasa itu mematikan panasnya api,yang berasal dari sahwat/hawa nafsu,nah dngan puasa mati geni,yaitu puasa 24 jam tanpa makan apapun,itu bisa memadamkan hawa nafsu yang sdang bergejolak,karna bnyaknya keinginan...itu istilah puasa sunah aja,kan dalam istilah puasa itu,ada puasa tarqu ruh/tidak memakan yg,berasal dari mahluk idup,ada puasa niis,yaitu cuman boleh,minum doang dsb

159. Kawin Lari

Oleh:

Achmad Al-fandaniy

(masalah)


seorang laki-laki membawa lari seorang perempuan dari ahlinya (keluarga) dengan jalan paksa dan dijauhkan dari walinya hingga masafah Qasr (jarak boleh melakukan qasar) dan demikian juga kalau kurang dari masafah qasr tetapi ada uzur ketika hendak menghubungi wali perempuan tersebut kerana ketakutan umpamanya, maka sahlah nikah perempuan itu dengan izinnya jika ia dikawinkan oleh hakim, dengan calon suami yang se kufu’. hal ini disebabkan karena ashab Syafi'iyyah tidak membedakan antara ketiadaan/ghoibnya wali dengan ghaibnya perempuan dan tidak membedakan antara keadaan perempuan tsbt dipaksa bepergian ataupun tidak (keinginan sendiri).
Tetapi aku (Mushannif/Ibnu Ziyad) berkata, jika perempuan tersebut memiliki wali dinegrinya, tetapi walinnya enggan (tidak mau) menikahkan setelah perempuan tersebut memberitahukan kepadanya (walinya) bahwasanya calon suaminya adalah se kufu’, kemudian perempuan tersebut kesulitan untuk menetapkan ketidak mauan wali untuk menikahkan, lalu peremuan tersebut pergi ke negeri yang jauh dari walinya, yang lau ia mengizinkan qadli/hakim negeri yang ia pindah didalamnya untuk menikahkannya dengan calon suami yang se kufu’ , maka pernikahan tersebut adalah sah.

Ibaroh :

(مسألة): أخذ رجل امرأة عن أهلها قهراً وبعدها عن وليها إلى مسافة القصر وكذا دونه، إن تعذرت مراجعته لنحو خوف صح نكاحها بإذنها إن زوّجها الحاكم من كفء، إذ لم يفرق الأصحاب بين غيبة الولي وغيبتها، ولا في غيبتها بين أن تكون مكرهة على السفر أو مختارة، بل أقول: لو كان لها وليّ بالبلد وعضلها بعد أن دعته إلى كفء وتعسر لها إثبات عضله فسافرت إلى موضع بعيد عن الوليّ وأذنت لقاضي البلد الذي انتقلت إليه في تزويجها من الكفء صح النكاح، وليس تزويج الحاكم في الأوّل من رخص السفر التي لا تناط بالمعاصي كما يتخيل ذلك، نعم قد ارتكب المتعاطي لذلك بقهره الحرة والسفر بها وتغريبها عن وطنها ما لا يحل في الدين ولا يرتضى، بل ذلك من الكبائر العظام التي تردّ بها الشهادة ويحصل بها الفسق.

غاية تلخيص المراد من فتاوى ابن زياد ص 102

158. Dosa Ghibah Lebih Besar Dari Zina

Pertanyaan:
Raden Santri

mmaf mau tanya apa benar kalau dosaya ngerumpi(ngmongin aib org lain) tu sma dgn dosanya perkosaan slma 40 kali.......????????

Jawaban:
    1. Achmad Al-fandaniy
Kalau setahuku dikitab safinah 30 orang berzina.alghiba asyaddu min tsalatsina zinatan.

    2. Achmad Raizaldi
setahu saya dosa ngomongin orang itu ibarat memakan daging mentah saudaranya sendiri...tapi sebaiknya kita tak usah memikirkan tingkatan dosa yg penting kita memikirkan bagaimana caranya untuk menjauhi dosa tsb.

    3. Paijo Jowo Timur
Dosa Ghibah Ternyata Lebih Besar daripada Zinah



Dalam sebuah mejelisnya bersama Abu Dzar, Rasulullah pernah memberi nasehat berikut : “Wahai Abu Dzar, hindari dari perlakuan ghibah (menggunjing) karena dosanya lebih berat dari pada zina”.
“Ya Rasulullah apa itu ghibah?”
Ghibah yaitu menyebut-nyebut saudaramu dengan yang tidak disukai.”
“Ya Rasulullah walaupun sesuatu itu ada pada dirinya”
“Ya apabila kau sebut-sebut aibnya, maka kau telah menggunjingnya; namun bila kau sebut aib yang tidak ada pada dirinya maka kau telah memfitnahnya.”
Ghibah atau menceritakan aib orang lain zaman sekarang bukan dianggap salah bahkan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat kita. Media memberikan dukungan sepenuhnya, lihatlah siaran TV, acara pergunjingan mendapat respon yang bagus dari masyarakat itulah sebabnya kenapa acara-cara yang membongkar kesalahan orang lain tetap eksis dan semakin lama acara sejenis semakin beragam.
Mulai dari masyarakat kecil di warung kopi sampai dengan tingkat elit politik menjadikan pergunjingan menjadi suatu hal yang biasa, menjadi sarapan pagi yang apabila ditinggalkan rasanya ada yang kurang.
Padahal Rasulullah mengingatkan kita betapa buruk dan
besarnya dosa dari menggunjing sehingga dosanya lebih besar dari berbuat zina. Ketika Aisyah menyampaikan perihal Sya’iyyah, kepada Nabi bahwa Sya’iyah itu orang yang pendek, begini dan begitu. Nabi menjawab, “Wahai Aisyah kau telah mengucapkan kata-kata apabila dicampurkan air laut maka kata itu akan mengubahnya”.
Muhammad Yusuf Al-Qardawi, meriwayatkan sebuah kisah yang terjadi pda diri Khalifah Umar Bin Khattab ra..
Pada suatu malam, ketika Umar sedang berjalan bersama Abdullah bin Mas’ud memeriksa keadaaan di sekeliling kota Madinah, tiba-tiba mata memandang jauh suatu cahaya yang menerangi rumah, Umar menguntit cahaya itu sehingga ia masuk ke dalam rumah penghuninya. Astagfirullah, di rumah itu ada seorang wanita tua yang sedang minum arak dan menari-nari dengan budak perempuannya, Umar masuk dan menghardik perempuan tua itu, “Wahai polan tidak pernah kusaksikan sebuah pemandangan yang lebih buruk dari ini, sekarang tua Bangka yang sudah usia lanjut tetapi meminum arak dan menari-nari”.
Tuan rumah menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang kau sampaikan adalah lebih buruk dari apa yang kau saksikan, engkau telah memata-matai pribadi orang, padahal Allah telah melarangnya dan engkau telah masuk rumahku tanpa seizinku”.
Umar membenarkannya. Dia keluar dri rumah itu dengan amat menyesal atau perbuatan yang dilakukannya. Katanya, “Sungguh telah celakalah Umar apabila Allah tidak mengampuninya.”
Orangtua itu merasa malu kepada Umar karena kepergok melakukan dosa. Dia khawatir akan dihukum atau paling tidak akan mengumumkan di depan umum. Oleh karena itu ia lama sekali tidak hadir dalam majlis Umar. Apakah Umar termasuk orang yang suka ber-ghibah?”
Suatu hari dia datang ke majelis Umar secara sembunyi-sembunyi. Dia hanya duduk di bagian paling belakang sambil menundukkan kepada agar sang Khalifah tidak melihatnya. Tiba-tiba Umar memanggilnya dengan suara yang agak keras, “Wahai Polan mari duduk di sampingku.”
Orang tua itu merasa gemetar, dia berfikir dia pasti akan dipermalukan di depan umum. Dia tidak bisa menolak sebagaimana juga dia tidak akan mungkin bisa lari, dengan wajah pucat dia pasrah menghampiri umar sambil menunduk menyembunyikan rupanya. Umar memaksa untuk duduk persis di sampingnya. Kemudian berbisik, “Wahai Polan demi Allah yang telah mengutus Muhammad sebagai seorang Rasul, tidak akan aku beritahu seorang pun tentang apa yang aku lihat di dalam rumahmu, meskipun kepada Abdullah bin Mas’ud yang kala itu ikut ronda bersamaku.”
Kemudian orangtua ini pun menjawab sambil berbisik,”Wahai Amirul Mukminin demi Allah yang telah mengutus Muhammad sebagai seorang Rasul sejak saat itu sampai sekarang aku telah tinggalkan pekerjaan-pekerjaan mungkarku.”
Tiba-tiba Umar bertakbir agak keras tanpa bisa dipahami maksudnya oleh hadirin yang ada disekelilingnya.
Betapa mulia, bijaksana dan luar biasa pribadi seorang pemimpin seperti Umar dan sangat sulit menemukan orang seperti itu di zaman sekarang. Tentang Ghibah Guru saya memberi nasehat, “Jangan kau menjelek-jelekkan (menceritakan keburukan) orang lain, belum tentu dirimu lebih baik darinya”. Apabila kita menjaga aib saudara kita maka Allah akan menjaga aib kita dan apabila kita menceritakan aib saudara kita maka Allah juga akan membuka aib kita.
Karena kita bukan manusia yang sempurna, tentu kepribadian kita juga tidak sempurna dan ditengah ketidaksempurnaan itu hendaknya kita menyadari bahwa suatu saat kita juga melakukan kesalahan yang apabila kesalahan atau aib kita itu diceritakan orang lain akan membuat hati kita terluka, karenanya jangan pernah menceritakan keburukan orang lain yang akan membuat dia juga terluka.
Mari kita mulai hidup baru, hidup yang lebih banyak melihat kesalahan diri sendiri sehingga tidak sempat melihat kesalahan orang lain apalagi mencari-cari kesalahan, dengan demikian maka hati kita akan lebih tentram dan damai…

Link Asal:
http://muhammadabduljabar.blogspot.com/2012/05/dosa-ghibah-ternyata-lebih-besar.html

157. Saat Jima' Mendesah Dengan Nama Allah

Oleh:

Achmad Al-fandaniy

ketika jimak dalam desahannya menyebut nama Allah SWT.


Makruh, hukumnya menyebut (Dzikir dengan lisan) nama Allah dalam keadaan Jimak, sebab jangankan ber-dzikir, Jimak sambil bicarapun hukumnya makruh.

Kecuali, berbicara yang berhubungan dengan jimak itu sendiri, seperi ucapan suami pada si isteri "Majuan dikit dong", atau "Munduran" (Biar puas dan lega, ^_^).

Adapun mengingat Tuhan dalam "hati" (Dzikir Qolby), maka hukumnya tetap sunnah, dimanapun tempatnya, termasuk ketika dalam keadaan bersenggama, atau ketika Qodhil hajat.

Wa Allohu A'lam.
--------------------------------------------------------

Referensi:1. Al Adzkar, Hal : 12.
2. Faidhul Qodir Juz-1, Hal-215.
3. Al Futuhatur Robbaniyyah, Juz : 1, Hal : 143.
4. Tuhfatul habib, Juz-1, Hal-22.
5. Nadhrotun Na'im.
6. Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, Juz : 21, Hal : 247.
---------------------------------------------------------

الكتاب : تُحْفَةُ الْحَبِيبِ عَلَى شَرْحِ الْخَطِيبِ (( حاشية البجيرمي على الخطيب ))
المؤلف : سليمان بن عمر بن محمد البجيرمي (المتوفى : 1221ه

قَوْلُهُ : ( وَجِمَاعٍ ) أَيْ أَوَّلُهُ وَتُكْرَهُ فِي أَثْنَائِهِ ؛ لِأَنَّ الْكَلَامَ فِي حَالَةِ الْجِمَاعِ مَكْرُوهٌ ؛ لِأَنَّ الْمُنَاسِبَ فِيهِ السُّكُوتُ
أَيْ فِي غَيْرِ مَا يَتَعَلَّقُ بِالْجِمَاعِ ، أَمَّا مَا يَتَعَلَّقُ بِهِ وَهُوَ مَا يَتَوَقَّفُ عَلَيْهِ التَّمْكِينُ مِنْ الْمَرْأَةِ كَأَنْ يَقُولَ لَهَا :
تَقَدَّمِي أَوْ تَأَخَّرِي فَلَا يَكُونُ مَكْرُوهًا


الكتاب : نضرة النعيم في مكارم أخلاق الرسول الكريم - صلى الله عليه وسلم المؤلف : عدد من المختصين بإشراف الشيخ/ صالح بن عبد الله بن حميد إمام وخطيب الحرم المكي

الذكر لغة:
تدور مادّة (ذ ك ر) حول معنيين: الأوّل الذّكورة ضدّ الأنوثة وما شابهها، والثّاني: الذّكر ضدّ النّسيان، يقول ابن فارس: (الذّال والكاف والرّاء) أصلان عنهما يتفرّع كلم الباب، فالمذكر الّتي ولدت ذكرا، والمذكار: الّتي تلد الذّكران عادة والأصل الآخر: ذكرت الشّيء، خلاف نسيته، ثمّ حمل عليه الذّكر باللّسان، ويقولون: اجعله منك على ذكر أي لا تنسه, والذّكر والذّكرى خلاف النّسيان, والذّكر يأتي بمعنى الحفظ للشّيء، وهو أيضا الشّيء يجري على اللّسان, ومن المجاز: الذّكر: الصّيت يكون في الخير والشّرّ، والذّكر: الثّناء ويكون في الخير فقط
كما يطلق الذّكر على معان أخر منها: الصّلاة للّه تعالى، والدّعاء إليه، ويطلق أيضا على الطّاعة، والشّكر، والدّعاء، والتّسبيح، وقراءة القرآن، وتمجيد اللّه وتهليله وتسبيحه والثّناء عليه بجميع محامده، والذّكر أيضا: الكتاب الّذي فيه تفصيل الدّين ووضع الملل، وكلّ كتاب من الأنبياء ذكر، ومنه قوله تعالى إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحافِظُونَ (الحجر/ 9)، وحمل على خصوص القرآن وحده أيضا «3».
وقيل: الذّكر: ما ذكرته بلسانك وأظهرته.
والذّكر بالقلب، يقال: ما زال منّي على ذكر: أي لم أنسه
واصطلاحا:
التّخلّص من الغفلة والنّسيان «4» ويقول الرّاغب: «الذّكر تارة يقال ويراد به هيئة للنّفس بها يمكن للإنسان أن يحفظ ما يقتنيه من المعرفة، وتارة يقال لحضور الشّيء القلب أو القول، ولذلك قيل الذّكر ذكران: ذكر بالقلب، وذكر باللّسان

فيض القدير - (ج 1 / ص 215)
198 - (أحب الأعمال إلى الله أن تموت ولسانك) أي والحال أن لسانك (رطب من ذكر الله) يعني أن تلازم الذكر حتى يحضرك الموت وأنت ذاكر فإن للذكر فوائد جليلة وعوائد جزيلة وتأثيرا عجيبا في انشراح الصدر ونعيم القلب وللغفلة تأثير عجيب في ضد ذلك.
قال الطيبي : ورطوبة اللسان عبارة عن سهولة جريانه كما أن يبسه عبارة عن ضده ، ثم إن جريان اللسان حينئذ عبارة عن إدامة الذكر قبل ذلك فكأنه قيل أحب الأعمال إلى الله تعالى مداومة الذكر فهو من أسلوب قوله تعالى * (ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون) * انتهى وقال بعض الصوفية أراد بالرطب عدم الغفلة فإن القلب إذا غفل يبس اللسان.
قال الزمخشري : ومن المجاز رطب لساني بذكرك وأصل الرطوبة كما قال ابن سينا كيفية تقتضي سهولة التفرق والإتصال والتشكل وضدها اليبوسة والبلة الرطوبة الغريبة الجارية على ظاهر الجسم والجفاف عدم البلة عما من شأنه أن يبتل انتهى وفي الحديث حث على الذكر حيث علق به حكم الأحبية وكل مؤمن يرغب في ذلك كمال الرغبة ليفوز بهذه المحبة فتتأكد مداومة ذكر الله تعالى في جميع الاحوال لكن يستثنى من الذكر القرآن حال الجنابة بقصده فإنه حرام ويستثنى من عمومه أيضا المجامع وقاضي الحاجة فيكره لهما الذكر اللساني أما القلبي فمستحب على كل حال


فصل
اعلم أن الذكر محبوبٌ في جميع الأحوال إلا في أحوال وردَ الشرعُ باستثنائها نذكرُ منها هننا طرفاً، إشارة إلى ما سواه مما سيأتي في أبوابه إن شاء الله تعالى، فمن ذلك: أنه يُكره الذكرُ حالة ض الجلوس على قضاء الحاجة، وفي حالة الجِماع، وفي حالة الخُطبة لمن يسمعُ صوت الخطيب، وفي القيام في الصلاة، بل يشتغلُ بالقراءة، وفي حالة النعاس.

( Al Adzkar, Hal : 12 )

( قوله إن الذكر الخ ) المراد الذكر باللسان إذ هو الذي يطلب تركه في المواضع الآتية ، أما بالقلب فيطلب حتى فيما يأتي . قال أصحابنا : إذا عطس قاضي الحاجة أو المجامع حمد الله بقلبه . وفي الحرز الثمين : الذكر عند نفس قضاء الحاجة أو الجماع لا يكره بالقلب بالإجماع ، وأما الذكر باللسان حالتئذ فليس مما شرع لنا ولا ندبنا إليه صلى الله عليه وسلم ولا نقل عن أحد من الصحابة ، بل يكفى في هذه الحالة الحياء والمراقبة وذكر نعمة الله تعالى بتسهيل إخراج هذا المؤذي الذي لو لم يخرج لقتل صاحبه وهذا من أعظم الذكر ولو لم يقل باللسان

( Al Futuhatur Robbaniyyah, Juz : 1, Hal : 143 )

تَجَنُّبُ الذِّكْرِ فِي أَحْوَالٍ مُعَيَّنَةٍ
وَنَذْكُرُ مِنْهَا مَا يَلِي :
حَالَ قَضَاءِ الْحَاجَةِ كَمَا تَقَدَّمَ حَالَ الْجِمَاعِ . قَالَ ابْنُ عَلانَ : الذِّكْرُ عِنْدَ نَفْسِ قَضَاءِ الْحَاجَةِ أَوِ الْجِمَاعِ لا يُكْرَهُ بِالْقَلْبِ بِالإِجْمَاعِ وَأَمَّا الذِّكْرُ بِاللِّسَانِ حِينَئِذٍ فَلَيْسَ مِمَّا شُرِعَ لَنَا وَلا نَدَبَنَا إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلا نُقِلَ عَنْ أَحَدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ ، بَلْ يَكْفِي فِي هَذِهِ الْحَالِ الْحَيَاءُ وَالْمُرَاقَبَةُ

Berkata ibnu alan adapun dzikir tatkalanya qodhil hajah ataupun (dlm keadaan) jima itu tdk di makruhkan dg kesepakatan ulama' (ijma'")dan adapun dzikir dg pengucapan lisan dlm keadaan qodhil hajah ataupun dlm kedaan jima' maka demikian ini tidak di syariatkan dan bukan termasuk dari pada kesunnahan nabi kita dan kami tdk menuqil pendapat dari salah satu shahabat pun bahkan demikian ini (dzikir lisan tingkah qodhil hajah dan jima') cukuplah dari pada malu dan muroqobah / pengawasan ( Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, Juz : 21, Hal : 247).

156. Hukum Mengkonsumsi Obat Penambah Gairah

Oleh:
Achmad Al-fandaniy

Hukum mengkonsumsi obat penambah gairah

oleh Siroj Munir

Hukum mengkonsumsi obat penambah gairah bagi sepasang suami istri itu diperbolehkan, apalagi jika diniatkan untuk kebaikan, semisal agar tidak melakukan perzinaan atau untuk menjaga keharmonisan hubungan suami istri.

Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِهَذَا العُودِ الهِنْدِيِّ، فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ

“Gunakanlah kayu India ini, karena padanya terdapat tujuh ragam penyembuhan” (Shohih Bukhori, no.5692)

Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menjelaskan ; diantara manfaat kayu india (‘uud hindiy) adalah untuk membangkitkan syahwat.

Namun diperbolehkannya mengkonsumsi obat tersebut selama obatnya tidak dibuat dari bahan-bahan yang najis atau harom dan tidak membahayakan bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya, apabila sampai menimbulkan bahaya maka tidak diperbolehkan, karena itu dalam penggunaannya harus mengikuti aturan pemaakaianya atau petunjuk dari dokter. Wallohu a’lam.

Referensi :
1. Qurrotul ‘Ain Bi Fatawi Isma’il Az-Zain, Hal : 72
2. Fathul Bari, Juz : 10 Hal : 148


Ibarot :
Qurrotul ‘Ain Bi Fatawi Isma’il Az-Zain, Hal : 72

والتقوي له بأدوية مباحة مع رعاية القوانين الطبية مع قصد صالح كعفة ونسل, لأنه وسيلة لمحبوب فيكون محبوبا فيما يظهر

Fathul Bari, Juz : 10 Hal : 148

حدثنا صدقة بن الفضل، أخبرنا ابن عيينة، قال: سمعت الزهري، عن عبيد الله، عن أم قيس بنت محصن، قالت: سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: " عليكم بهذا العود الهندي، فإن فيه سبعة أشفية: يستعط به من العذرة، ويلد به من ذات الجنب
..............................
............
وقد ذكر الأطباء من منافع القسط أنه يدر الطمث والبول ويقتل ديدان الأمعاء ويدفع السم وحمى الربع والورد ويسخن المعدة ويحرك شهوة الجماع

http://fiqhkontemporer99.blogspot.com/2013/04/hukum-mengkonsumsi-obat-penambah-gairah.html

155. Puasa Di Bulan Sya'ban

Pertanyaan:
Kania


Assalamualaikum wr.wb.pa’ustadz
shaum pd bln sya’ban tgl brapa
ajj?!

Jawaban:
    1. Achmad Al-fandaniy
=> Bulan Sya'ban adalah bulan di saat Nabi Muhammad saw melakukan puasa sunnahnya yang terbanyak. Di bulan-bulan lain, Nabi tidak melakukan puasa (sunnah) sebanyak di bulan Sya'ban. Namun tak ada kejelasan, tepatnya berapa hari yang disunnahkan berpuasa.

Persoalan boleh atau tidak melakukan puasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, itu boleh-boleh saja. Tidak ada dalil yang mengharamkan.

Hanya perlu diketahui ada perbedaan pendapat, antara yang memakruhkan puasa pada paruh kedua (setelah tanggal 15) Sya'ban, ada yang tidak. Perbedaan ini terjadi dikarenakan adanya 2 hadis yang berbeda. Kelompok yang memakruhkan menggunakan hadis: "Tiada puasa setelah separuh dari Sya'ban hingga masuk Ramadan."

Sementara yang tidak memakruhkan mendasarkan pada beberapa hadis (di antaranya):
Diriwayatkan dari Umi Salmah: "Saya tak pernah melihat Rasulullah puasa dua bulan berturut-turut kecuali di bulan Sya'ban dan Ramadan." Dalam redaksi lain: "Tidak pernah Rasulullah melakukan puasa sunnah sebulan penuh kecuali di bulan Sya'ban." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah). Dan dalam redaksinya Ibnu Majah: "Nabi pernah puasa (penuh) di bulan Sya'ban dan Ramadan."

Demikianlah perbedaan itu muncul. Perlu diketahui juga, ada ulama yang menganggap dhaif hadis yang memakruhkan puasa di paruh kedua Sya'ban. Karena ada hadis lain lagi yang melarang puasa sehari-dua hari sebelum Ramadan. Ini tujuannya untuk menghindari hari "syak" (hari yang mendekati Ramadan, belum diketahui dengan jelas kapan akhir Sya'ban dan awal Ramadan).

Kembali ke persoalan semula, boleh-tidaknya berpuasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, pendapat yang membolehkan lebih cocok diikuti. Ini dengan alasan:

Ada hadis yang menunjukkan bolehnya puasa Sya'ban sebulan penuh (seperti tersebut di atas).
Bahwasanya larangan puasa sehari-dua hari sebelum Ramadan itu untuk menghindari keragua-raguan. Karena pada hari-hari itu sudah dekat awal Ramadan. Padahal puasa Ramadan itu harus jelas niatnya: niat puasa Ramadan.
Masa sekarang ini tidak ada kesulitan lagi untuk mengetahui awal bulan (atau akhir bulan) karena kecanggihan teknologi.

Jadi pada aslinya puasa sebulan penuh di Sya'ban itu tetap disunnahkan. Kalaupun sehari-dua hari di akhir Sya'ban itu tidak diperbolehkan, itu karena untuk menghindari ketidakjelasan. Dengan demikian, jika sudah tahu kapan awal Ramadan, maka tidak apa-apa melakukan puasa sampai akhir Sya'ban.

=>  قوله وكذا بعد نصف شعبان ) أي وكذلك يحرم الصوم بعد نصف شعبان لما صح من قوله صلى الله عليه وسلم إذا انتصف شعبان فلا تصوموا( قوله ما لم يصله بما قبله ) أي محل الحرمة ما لم يصل صوم ما بعد النصف بما قبله فإن وصله به ولو بيوم النصف بأن صام خامس عشره وتالييه واستمر إلى آخر الشهر فلا حرمة

(Keterangan ‘begitu juga haram puasa setelah nisyfu sya’ban) berdasarkan hadits “Bila bulan sya’ban telah menjadi separuh, janganlah kalian berpuasa”.
Keharaman ini dengan catatan bila puasa setelah hari nisyfu sya’ban (tanggal 16-pen) tersebut tidak disambungkan dengan puasa sebelumnya, bila disambungkan meskipun dengan berpuasa ditanggal separuh bulan sya’ban (meskipun hanya disambungk
an dengan puasa pada tanggal 15) dan kemudian disambung dengan hari setelahnya
hingga tanggal 30 (syaum assyak) maka tidak lagi dihukum haram.
I’aanah at-Thoolibiin II/273
________________________________________

وقد قطع كثير من الشافعية بأن ابتداء المنع من أول السادس عشر من شعبان واستدلوا بحديث العلاء بن عبد الرحمن عن أبيه عن أبي هريرة مرفوعا : ( إذا انتصف شعبان فلا تصوموا ) أخرجه أصحاب السنن وصححه ابن حبان وغيره

Menurut pendapat kebanyakan ulama dari kalangan syafiiyyah permulaan larangan puasa sya’ban adalah tanggal 16 sya’ban dengan tendensi hadits riwayat al’Allaa’ Bin Abdur Rohman dari ayahnya dari Abu hurairah ra “Bila bulan sya’ban telah menjadi separuh, janganlah kalian berpuasa” (HR . Ashaab assunan disahihkan oleh Ibnu Hibbaan dan lainnya.
Nail al-Authaar IV/349

>> DEde WAhyudin

maaf maksud dari : "disambungkan dengan puasa sebelumnya" bagaimana? apakah kebiasaan berpuasa sunat atau puasa qodo?

>> Masaji Antoro

Kebiasaannya berpuasa sunnat

( إلا أن يوافق ) صومه ( عادة له ) في تطوعه كأن كان يسرد الصوم أو يصوم يوما ويفطر يوما أو الاثنين والخميس فوافق صومه يوم الشك وله صومه عن قضاء أو نذر كنظيره من الصلاة في الأوقات المكروهة لخبر لا تقدموا رمضان بصوم يوم أو يومين إلا رجل كان يصوم صوما فليصمه وقيس بالوارد الباقي بجامع السبب فلو صامه بلا سبب لم يصح كيوم العيد بجامع التحريم وقوله ( أو يصله بما قبله ) مبني على جواز ابتداء صوم النصف الثاني من شعبان تطوعا وهو وجه ضعيف والأصح في المجموع تحريمه بلا سبب إن لم يصله بما قبله أو صامه عن قضاء أو نذر أو وافق عادة له لخبر إذا انتصف شعبان فلا تصوموا رواه أبو داود وغيره فعلى

هذا لا يكفي وصل صوم يوم الشك إلا بما قبل النصف الثاني ولو وصل النصف الثاني بما قبله ثم أفطر فيه حرم عليه الصوم إلا أن يكون له عادة قبل النصف الثاني فله صوم أيامها

al-Iqnaa I/239

Wallaahu A'laamu Bis Showaab

Link Asal:
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/43818042877676/?comment_id

=>
قوله وكذا بعد نصف شعبان ) أي وكذلك يحرم الصوم بعد نصف شعبان لما صح من قوله صلى الله عليه وسلم إذا انتصف شعبان فلا تصوموا
( قوله ما لم يصله بما قبله ) أي محل الحرمة ما لم يصل صوم ما بعد النصف بما قبله فإن وصله به ولو بيوم النصف بأن صام خامس عشره وتالييه واستمر إلى آخر الشهر فلا حرمة

(Keterangan ‘begitu juga haram puasa setelah nisyfu sya’ban) berdasarkan hadits “Bila bulan sya’ban telah menjadi separuh, janganlah kalian berpuasa”
Keharaman ini dengan catatan bila puasa setelah hari nisyfu sya’ban (tanggal 16-pen) tersebut tidak disambungkan dengan puasa sebelumnya, bila disambungkan meskipun dengan berpuasa ditanggal separuh bulan sya’ban (meskipun hanya disambungk
an dengan puasa pada tanggal 15) dan kemudian disambung dengan hari setelahnya
hingga tanggal 30 (syaum assyak) maka tidak lagi dihukum haram
I’aanah at-Thoolibiin II/273

________________________________________

وقد قطع كثير من الشافعية بأن ابتداء المنع من أول السادس عشر من شعبان واستدلوا بحديث العلاء بن عبد الرحمن عن أبيه عن أبي هريرة مرفوعا : ( إذا انتصف شعبان فلا تصوموا ) أخرجه أصحاب السنن وصححه ابن حبان وغيره

Menurut pendapat kebanyakan ulama dari kalangan syafiiyyah permulaan larangan puasa sya’ban adalah tanggal 16 sya’ban dengan tendensi hadits riwayat al’Allaa’ Bin Abdur Rohman dari ayahnya dari Abu hurairah ra “Bila bulan sya’ban telah menjadi separuh, janganlah kalian berpuasa” (HR . Ashaab assunan disahihkan oleh Ibnu Hibbaan dan lainnya.
Nail al-Authaar IV/349

154. Bercumbu Di Puasa Romadhon

Oleh:

Achmad Al-fandaniy

Bercumbu di puasa romadlon

Bagi mereka yang baru menikah tentunya semangat tempurnya menggebu-gebu. Baik siang ataupun malam tidak ada bedanya. Asalkan masih kuat, gas siap ditancap. Lain halnya ketika memasuki bulan Ramadlan. Disiang harinya mereka harus bersabar menahan kebutuhan biologisnya, walaupun mereka masih bisa bercumbu.

Apakah berciuman bagi suami istri diperbolehkan, mengingat nafsu penganten baru sangat menggebu-gebu?

Jawab: Diperbolehkan, jika hal itu tidak menimbulkan keluarnya sperma atau keinginan untuk bersetubuh.
(diempet sek ae mpek magrib.malah sak kapok e.hehe)

Referensi:

& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 3 صحـ : 411 مكتبة دار إحياء التراث العربي
قَالَ اَْلإسْنَوِيُّ وَالْمُرَادُ بِتَحْرِيكِهَا أَنْ يَصِيرَ بِحَيْثُ يَخَافُ مَعَهَا الْجِمَاعَ أَوِاْلإنْزَالَ كَمَا قَالَهُ فِي التَّتِمَّةِ وَلِهَذَا عَبَّرَ فِي الرَّوْضَةِ بِقَوْلِهِ يُكْرَهُ لِمَنْ حَرَّكَتْ شَهْوَتَهُ وَلاَ يَأْمَنُ عَلَى نَفْسِهِ قَالَ أَعْنِي اَْلإسْنَوِيَّ وَقَدْ عُلِمَ مِنْ هَذَا أَنَّهَا لاَ تَحْرُمُ بِمُجَرَّدِ التَّلَذُّذِ وَنَقَلَ اَْلإمَامُ فِي الظِّهَارِ عَنْ بَعْضِهِمْ التَّحْرِيمَ وَخَطَّأَهُ فِيهِ اهـ بِرّ وَلاَ يَخْفَى أَنَّهُ إذَا لَمْ تَحْرُمْ الْقُبْلَةُ بِمُجَرَّدِ التَّلَذُّذِ لاَ يَحْرُمُ النَّظْرُ وَالْفِكْرُ بِمُجَرَّدِ ذَلِكَ بِاْلأَوْلَى فَحَيْثُ قِيلَ بِحُرْمَةِ


Nb: Alangkah baiknya bila menjauhinya, agar kita lebih menjaga nafsu kita

153. Hari Untuk Memulai Belajar

Pertanyaan:

Asyafiraa Qolby Ana


assalamu'alaikum
saya baca di kitab Ta'lim Muta'alim yang tertulis Guru kita Syekh Burhanuddin memulai belajar pada hari Rabu. Dalam hal ini ia meriwayatkan sebuah hadist yang menjadi daar pijaknnya, Rasullullah bersabda: "Tidak ada sesuatu yang dimulai pada hari Rabu kecuali akan berakhir sempurna"....mohon penjelasannya


Jawaban:
     1. Achmad Al-fandaniy
كان أستاذنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله يوقف بداية السبق على يوم الأربعاء، وكان يروى فى ذلك حديثا ويستدل به ويقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من شيئ بدئ يوم الأربعاء إلا وقد تم

Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin memulai belajar tepat Pada hari rabu. Dalam hal ini beliau telah meriwayatkan sebuah hadist sebagai dasarnya, dan ujarnya: Rasulullah saw bersabda: " tiada lain segala sesuatu yang di mulai pada hari rabu, kecuali akan menjadi sempurna."

وهكذا كان يفعل أبى. وكان يروى هذا الحديث عن أستاذه الشيخ الإمام الأجل قوام الدين أحمد بن عبد الرشيد رحمه الله

Dan seperti ini pula yang dikerjakan Abu Hanifah. Mengenai hadist di atas, beliau juga diriwayatkan dari guru beliau Syaikhul Imam Qawamuddin Ahmad bin Abdur Rasyid.

وسمعت ممن أثق به، أن الشيخ يوسف الهمذانى رحمه الله، كان يوقف كل عمل من الخير على يوم الأربعاء.

Saya mendengar dari orang kepercayaanku, bahwa Syekh Abu Yusuf Al-Hamdani juga menepatkan semua perbuatan bagus pada hari rabu.

وهذا لأن يوم الأربعاء يوم خلق فيه النور، وهو يوم نحس فى حق الكفار فيكون مباركا للمؤمنين.

Demikianlah, karena pada hari rabu itu Allah menciptakan cahaya, dan hari itu pyla merupakan hari sial bagi orang kafir yang berarti bagi orang mukmin hari yang berkah.
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template